Kini kami juga meluaskan pasar ke Sumatera.

Balikpapan (ANTARA) - SF-05 produksi Kilang Pertamina Balikpapan kini menguasai 75 persen pasar lumpur pengeboran di Tanah Air. Angka produksinya kini sudah 93 ribu barel dalam periode Januari-April 2023.

“Itu sudah 66 persen dari produksi total tahun 2022,” kata Manajer Penjualan Petrokimia PT Pertamina Patra Niaga (PPN) Regional Kalimantan Suryadi, di Balikpapan, Sabtu.

Tercatat produksi pada 2022 tidak kurang dari 140.000 barel dan produksi pada 2021 adalah 113.500 barel.

“Kini kami juga meluaskan pasar ke Sumatera,” kata Suryadi.

Sebanyak 1.500 barel SF-05 dikirim ke Pertamina Hulu Rokan (PHR) di Riau pada Kamis (11/5) untuk mengawal operasi pengeboran sejumlah sumur di ladang-ladang minyak yang dahulu diusahakan Caltex tersebut.

Di Kalimantan, SF-05 sudah jadi andalan Pertamina EP, Pertamina Hulu Sanga-Sanga, Pertamina Hulu Mahakam, dan Pertamina Hulu Kalimantan Timur.

SF-05 bersaing dengan produk serupa buatan China, India, Iran hingga Amerika Serikat.

SF-05 merupakan produk lumpur pengeboran berbahan dasar minyak (base oil). Seperti namanya, digunakan terutama untuk melumasi perangkat pengeboran saat sedang bekerja di kedalaman sumur.

Lumpur pengeboran juga berperan sebagai pengangkut material hasil pengeboran ke permukaan, hingga menjadi penahan tekanan pertama kali bila di dalam sumur muncul tekanan balik ke atas bila ditemukan minyak atau gas.

Disebutkan SF-05 memiliki komposisi sulfur (belerang) yang rendah, sehingga tidak terlalu menggerus (korosif) peralatan yang digunakan.

Menurut General Manager (GM) PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) selaku pengelola Kilang Balikpapan Arafat Bayu Nugroho, selain menjadi produk dengan nilai jual tertinggi di Kilang Balikpapan, produk petrokimia SF-05 juga memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sampai 57 persen.

“Kami juga dalam memproduksi SF-05 telah memenuhi ketentuan Peraturan Menteri ESDM Nomor 15 Tahun 2013 tentang penggunaan produk dalam negeri pada kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi, sinergi perusahaan, dan anak perusahaan,” kata GM Arafat Bayu.
Baca juga: Pengamat minta pemerintah tak izinkan Lapindo "ngebor" Sidoarjo
Baca juga: Soekarwo: Kajian sumur Lapindo direkomendasikan ke ESDM

Pewarta: Novi Abdi
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023